Bapak Tua yang tertatih untuk berdiri dari sujudnya

Kamis, Maret 17, 2016
kakek tua
ilustrasi- lelaki tua lumpuh terduduk dengan tongkatnya
di rakaat pertama.. saya baru sadar..
bahwa bapak yang berada di samping kanan saya kesulitan berdiri..
dia pun tidak mampu duduk diantara sujud..

di rakaat kedua, semakin tertinggal karena sulit berdiri...
reflek saya memegang lengan tangan kirinya, dan mengangkat tubuhnya..
entah saya salah atau bagaimana, si bapak menolak untuk saya bantu untuk kedua kalinya..
ia tetap mau berusaha sendiri.

selesainya, batin saya masih dalam keadaan isak yang tertahan.
saya terduduk diam, terlihat beliau kesulitan untuk merubah posisi duduknya,
karena sendi kakinya sudah tidak bergerak bertenaga sebagaimana mestinya..

ekspresi wajah saya memburuk, merengut, tak tahan akan kesedihan..
saya bilang kepada teman saya yang sudah menunggu diluar untuk menyebrang jalan,
'saya sedih'...

sedih kenapa? kata kedua teman seperjuangan..
itu, ada bapak-bapak..
bapak-bapak yang mana?
samping kanan saya tadi pas shalat..

oh yang tadi? iya gw juga lihat, kata salah satunya..

sepertinya semi lumpuh..
terlihat dari tangan dan kaki kirinya
kesulitan saat bangun dari sujud,
sudah tidak bisa menggerakan persendian kakinya,

selesai shalat bapak itupun kesulitan untuk duduk,
mencoba menggerakan kakinya agar bisa dalam posisi yang benar untuk duduk..

Ya Allah.. semoga surga untuk usahanya..

Update : 

Jum'at 27 Mei 2016.

bapak - bapak itu dengan tongkatnya,
tidak sengaja saya temui di superindo.
berjalan sendirian.. dengan tentengan plastik di tangan satunya,
membawa sayur mayur hijau..

sore harinya, mengejar magrib saya...
melihat si bapak tua shalat tidak pada shaf.
beberapa langkah di belakang, di sediakan bangku oleh pengurus mushala,
( tetapi tidak di gunakan )

di waktu isya, saya melihat si bapak berdiri di luar,
arahnya berlawanan dengan pintu mushala...
tetapi karena terburu - buru, saya tidak menghampirinya,
dalam hati, mungkin si bapak menunggu seseorang untuk mengantarnya pulang..

selesai isya, saya dan sahabat saya bayu,
melihat si bapak berdiri di gerbang pintu masuk mushala..
batin saya berkata, mungkinkah si bapak mau menyebrang?
apa sedang menunggu seseorang?

tanya saya di jawab seorang pemuda,
saya pun turut menghampiri ingin tahu,
benar bahwa beliau ingin menyebrang jalan.
saya dan bayu mencoba membantu,

menyebrang jalan di waktu jam pulang bukanlah perkara mudah.
mobil dan motor yang kencang, apalagi sudah melihat lampu hijau setelah merah
berjalan satu telapak kaki per telapak kaki, kami bertiga berusaha melindungi
bapak tua ini tidak mau tangan sebelah kiri (bukan memegang tongkat) di pegang.
"sakit" katanya, di jaga saja tubuh beliau agar tidak terjatuh dari depan.
sementara bayu dan seorang lagi berposisi menjaga,
saya pasang badan menahan dan memberi tahu kendaraan untuk memberi jalan.

Alhamdulillah kami sudah di sisi seberang, tetapi motor merungsuk berlalu di trotoar.
merasa belum aman, kami tidak meninggalkan si bapak sendirian.
lebih ke pinggir, lebih ke pinggir, motor yang melaju merangsak di trotoar saya coba usir.
sampai akhirnya kami bisa merasa lebih yakin bisa meninggalkan.

entahlah, saya dan bayu bertanya - tanya,
mengapa si bapak tua itu tetap memaksa berjamaah ke mushala..
dimanakah anak? cucu atau saudara yang seharusnya ada untuk mengantarnya...
sekali lagi..

Ya Allah.. semoga surga untuk usahanya..

pancoran. 
mushalla At-Taufiq

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.