Gelas - gelas setengah isi.

Jumat, Januari 13, 2017
Suatu malam, di warung bakso dan mie ayam pinggir jalan...
mencoba berbicara serius dengan mimik wajahmu yang menahan rasa kepedasan,
kamu bertanya tentang bagaimana kadar cintaku pada seseorang,
dan cintaku pada yang lainnya..
 
ku jawab "selalu 50% - 50%" ...
kamu teruskan,  
(sambil mengunyah potongan bakso yang kuberikan.. )
"mengapa begitu bang?"

kamu tahu non,
bayangkan sebuah gelas ibarat hati seorang perempuan,
dan air yang mengisinya itu adalah cintaku untuknya..
apa yang terjadi jika gelas itu penuh, non?
air akan terbuang percuma, melebihi wadahnya, sia-sia.

gelas terisi penuh.
tidak akan lagi ia merasakan seperti apa rasanya ter-isi.
ia akan bosan, karena rasanya hambar, aah 'basi'.

lagi juga, hidup hanya satu kali..
bukankah kita berhak memilih yang terbaik non?

aku menggunakan prinsip dasar berinvestasi,
tidak memulai di satu tempat saja...
selama aku belum terikat dalam ikatan yang sah, aku adalah jiwa yang bebas,
yang berhak berteman, berkenalan dengan siapapun aku mau.

bila hanya satu saja, ternyata bukan jodohku,
atau sesuatu terjadi nanti tidak sesuai harapanku,
maka semuanya menjadi sia - sia,
bukankah kamu juga sudah merasakannya?
( kekecewaan itu? )

air di gelas yang terbuang.
kembali ke soal jodoh,
pilihlah cinta yang dipilihkan Tuhan untukmu, non.

Cinta yang akan selalu mengisimu, selalu mengalir tepat waktu.
yang mencintaimu disaat dirinya berusaha lebih mencintaiNya.

- then, no caption is a caption -

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.