Pertemuan kedua dengan si Pengeja AyatNya

Selasa, September 15, 2015
Pertengahan September. satu Dzulhijah.
Alhamdulillah semalam Hujan telah turun, siang hari ini tidak seterik hari kemarin.

-- KPEI, Lantai 2, Ruang Vendor.
Gedung Bursa Efek Indonesia.

suasana matahari senja dan ruang pekerjaan yang mulai sepi dan hasil melihat ratusan baris kode membuat mata mulai terkantuk, dan terasa kepala mulai memberat, kulihat jam tanganku, jam 3..'panggilan ashar sebentar lagi, dalam hati', memastikan sampai mana pekerjaanku, mengunci layar laptopku dan bersiap beranjak pergi.. dari ruangan ini. memperkirakan waktu saat aku kembali nanti, senior seniorku telah menyelesaikan meetingnya dan kembali ke ruangan ini.

-- Masjid Al-A'laa. Lower Level
Gedung Bursa Efek Indonesia.

akhirnya aku disini lagi,
melepas sepatu, berwudhu..
melihat shaf shalat yang masih baru,
ikut berada diantaranya.

saat itu, di arah samping kananku, terdengar seseorang mengeja bacaan shalatnya. Al-Fatihah.
tidak dalam hati, pelan-pelan tapi pasti.

memoriku memanggil ke waktu yang sudah pernah berlalu, ini seperti dulu, beberapa bulan lalu.. tepat disamping kananku. orang yang sama.. belum selesai bacaan Al-Fatihahnya, imam telah bertakbir, Allahuakbar. (Allah Maha Besar) waktunya ruqu, merasa tertinggal, ia ruqu, mengeja bacaannya.

Sami 'allahu liman hamidah. (Allah mendengar mereka yang memujiNya)
bangun dari ruku,
Rabbanalakalhamdu... .... ...
terdengar juga olehku,


Allahuakbar waktunya bersujud
sujudnya agak terlambat,
ia mempercepat,

saat duduk setelah sujud pertama,
Rabbighfirli Warhamni..   (Ya Allah, ampunilah dosaku.. belas kasihanilah aku..) ia terdiam tidak meneruskan, mengucapkan berulang-ulang. tetapi dalam hatiku  meneruskan. Wajburnii Warfa’nii Warzuqnii Wahdinii Wa’aafini Wa’fuanni. (dan cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajat kami dan berilah rizqi kepadaku, dan berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku )

sepertinya ia tidak tahu bacaan selanjutnya. aku yakin dia orang yang sama waktu itu. dan semua kegiatan diatas terus seperti itu sampai shalat selesai..

setelah selesai shalat, bersalaman dengan kanan dan kiri, aku agak mundur dari tempat duduk semula, dari shafku, berdzikir, bersiap berdo'a.. sambil memperhatikan apa yang akan ia lakukan, tiba - tiba saja ia langsung bangun dari duduknya dan pergi dari shaf yang masih ramai..

melihat hal itu dalam batinku terbesit sesuatu. serangkai kata - kata yang begitu saja berlalu..
ia pergi, menuju sisi yang sepi.. untuk berdo'a, menguntai kata-kata..tak ingin ada satupun dari kami (shaf ini) mendengar bagaimana ia mengeja do'anya kepada TuhanNya. Allah Tabaraka wa ta'ala.

sesosok pria yang keterbelakangan mental, terlihat dari jari kakinya, wajahnya, cara ia berbicara.. dan dengan kekurangannya itu, bagiku dan kuyakin bagi Allah ia lebih baik dari sekumpulan orang di permukaan bumi ini. yang 'normal', tanpa kecacatan mental dan akal.

Mengapa ia lebih baik dari sekumpulan orang di permukaan bumi ini ?

Karena saat shalat,.. ia tidak terburu - buru, pelan pelan pasti mengeja ayatNya, menikmati waktu pertemuan dengan Allah Azza wa Jalla, sementara sebagian dari kita, saat shalat seringkali terburu - buru, entah benar atau tidak bacaan shalat kita, karena terburu - buru membuat shalat tidak khusyu! teringat urusan dunia saat shalat, pikiran-pikiran duniawi seringkali melintas saat shalat tidak khusyu. 

bagi sebagian orang, shalat sering dianggap hal remeh dibandingkan urusan dunia, lebih penting urusan dunia daripada shalat yang hanya sebentar waktunya, shalat tidak butuh waktu lama pelaksanaannya, lebih lama urusan dunia (bekerja).
Shalat adalah waktu pertemuanmu dengan Sang Pemilik dirimu, pengingat dirimu akan diriNya. Allah yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu yang terjadi pada kehidupanmu..
coba bayangkan,saat dirimu menemui orang yang kamu sayang, bersama mereka, kekasihmu misalnya, pasti ingin berlama - lama bersama.. menikmati waktu berdua, karena disana ada cinta, ada rasa kasih sayang, dalam dirimu bagi orang yang engkau kasihi itu..
lalu bagaimana dirimu dengan Allah ? 
apakah sudah kamu nikmati waktu bersamaNya?
belum?
mengapa engkau tidak menikmati waktumu saat bersamaNya (shalat)
kamu tidak Sayang ?
kamu tidak Cinta ?
lantas kamu anggap.. Allah itu apa ?
kusebut dirinya. si Pengeja AyatNya,
Setelah do'aku selesai, saat bersiap kembali ke atas, memakai sepatu, kulihat sosok itu belum juga berpindah, aku berdiri, melangkahkan kaki, pergi.. sambil melihatnya.. benar saja, ia sedang berdo'a.. berucap, mengeja, matanya menatap langit - langit, seperti Allah SWT ada di atas kepalanya.

Aku merasa malu, serta terharu, dengan segala keterbatasan..
engkau terlatih setia bersama penciptaMu.
wahai Pengeja Ayat, terima kasih atas 'pelajaran' yang telah diberikan.
ku do'akan, surgalah tempatmu.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.