Janji Bapak dan Masjid Putih Padang

Senin, Agustus 28, 2017



Padang Kuranji.

suatu hari di waktu ba'da magrib menjelang isya bapak menerima telpon bahwa seorang yang beliau kenal telah wafat, dan meminta kepadaku agar menemaninya dalam perjalanan dengan motor menuju rumah duka. telah cukup jauh perjalanan, dalam bosan aku mengaji hapalan surat - surat pendek dan kemudian kembali diam.

bapak berbicara memecah heningnya sedari tadi,
kok berhenti sal? terusin, bapak belum dengar kamu baca surat At-tin.

At-tin pak?
yang mana ya awalnya coba isal agak lupa.

wattiini wazzaytuun
wathuuri siiniin..
beliau meneruskan bacaannya sampai selesai,
lalu aku mengulanginya.

tidak terasa perjalanan sudah cukup jauh, 
sebuah bayangan gunung yang terlihat jauh kini sudah dekat.

mulai mendekati rumah duka,
hujan turun dengan deras disertai angin kencang.
tetapi bapak tidak terlihat berniat menghentikan laju kendaraannya.
meskipun memasuki perjalanan hutan rimba yang gelap,
bermodal lampu motor yang mulai redup dan jalan yang tidak kelihatan karena derasnya hujan.
motor sempat mati ketika mendaki, air banjir sudah setinggi mata kaki,

akhirnya kami selamat sampai rumah duka,
dengan keadaan basah kuyup dan dinginnya malam.
dalam lampu yang remang, ada beberapa orang.
ternyata yang wafat adalah seorang bapak guru.
guru ayah di masa remajanya dulu.

aku bersyukur telah menyimpan kata yang sedari tadi ingin keluar dari lisanku.
"pak, besok saja, pak, ayo pulang dulu",
karena khawatir terjadi apa apa dengan kami berdua.

sempat beberapa kali di setiap jalan yang sudah cukup jauh aku bertanya,
pak apa masih jauh? beliau selalu menjawab sudah dekat, dikit lagi, sebentar lagi.


dini pagi itu seorang anak telah menjadi saksi
melihat kegigihan seorang ayah dengan niat kebajikannya.
seseorang yang tidak khawatir atas apa yang akan terjadi.
hujan badai angin kencang dan gelapnya jalan diterjang
demi menghadiri kepergian seseorang yang beliau kenang.

 

Pagi hari.

dalam perjalan pulang kami kembali menuju Kuranji.
masih terlihat sisa sisa hujan deras semalam,
genangan-genangan air yang lumayan tinggi.

dari kejauhan aku melihat masjid putih ini.
masjid yang tidak kulihat di waktu perjalanan malam hari.
masjid yang sedang dalam pembangunan.
segera kuambil hpku
lalu memfotonya ketika dekat sambil berlalu.

Masjid Putih.

lalu ku katakan kepada bapakku.
Pak, kalau masjid ini sudah jadi.
kita kesini ya... 
beliau berkata iya. 
kemudian hening kembali.

Padang, suatu hari nanti aku akan kembali,
untuk memenuhi janji datang di masjid putih ini.

meski tanpa bapak lagi di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.