Ketika kita menasihati orang lain.

Selasa, Mei 16, 2017

Bagi orang yang sudah lama mengenal saya, baik teman, sahabat, seringkali saya dijadikan counsellor oleh mereka, yaitu seorang yang diminta untuk memberikan kritik/saran atau sekedar nasihat, tentang berbagai macam masalah kehidupan yang sedang dihadapi, tentang kehidupan personal, hubungan cinta, maupun pekerjaan atau hal apapun yang mau mereka 'share'... semacam konsultan psikologi begitulah, padahal jurusan kuliah saya bukan Psikologi, tetapi saya memang menyukai praktik psikologi praktis semenjak dulu, seperti membaca wajah, body language, dan sebagainya.

ok skip, kembali soal nasihat, kemarin saya tidak sengaja bertemu dengan sahabat perkuliahan saya Joana dan adiknya Angel beserta teman-temannya di Metropolitan Mall setelah saya mampir ke pusat elektronik daerah Bekasi, tidak terlalu banyak perubahan dari Joana, dia tetap orang yang saya kenal, wajahnya awet muda, chubby dan Alhamdulillah semua sehat-sehat saja, jadi singkat cerita, kami makan siang bersama. namanya sahabat lama tidak berjumpa, dalam obrolan, pasti saling bertanya :
"apa kabarnya? kerja dimana? sekarang sibuk apa? lagi dekat sama siapa?"

dalam foto : Joana dan Angelica, dan lelaki babi baby face.

Entah apakah postingan saya ini bisa jadi kabar baik bagi yang membacanya, (ya kali saja ada pembaca yang mau dikenalin ke Jojo sahabat saya *ini Promo Jo*). jadi Joana ini sedang melakukan pencarian, ciee pencarian, memang siapa yang hilang? biasanya sih kalau ada yang hilang begitu ngadunya pertama kalinya ke Tim SAR atau Polisi.. tapi ini beda, ya hanya Tuhan YME satu satunya tempat Jojo sebaiknya mengadukannya, apakah itu?
Jawabnya adalah Jodoh.

ya, Jodoh hidup, soal Jodoh itu memang unik, rahasia, tidak ada yang tahu, berbeda juga pandangan laki - laki dan perempuan saat memandang Jodoh dilihat dari faktor usia, berdasarkan penelitian  perempuan lebih was-was dibanding laki laki saat mencapai titik usia tertentu. Jodoh hidup itulah topik utama yang kami bicarakan, dan tentu sebagai seorang sahabat saya hanya bisa memberikan nasihat agar jojo menikmati pencariannya, berkenalan dengan banyak orang, menyibukan diri sebaik mungkin, menjadi lebih baik setiap harinya, terutama dalam beradab kepada Allah Subhanahuwa ta'alla dan kepada sesama manusia... dan jadinya saya beberkan kunci paling rahasia yang saya tau, rahasia turun-temurun berabad-abad, yaitu tahajud/night prayer ( jadi enggak rahasia lagi deeeh, kan dilihat pembaca), sujud dan meminta dengan lemah lembut kepada Dia yang menyandang gelar Maha Pengasih dan Maha Penyayang, gitu.

Setelahnya, sebelum pulang, saya sempatkan ke Gramedia untuk melihat buku-buku, dan tibalah saya pada lembar yang secara acak saya buka, membuat saya berhenti mencoba mencernanya, hmm.. satu lembar halaman dengan kata - kata yang ditujukan untuk para Pemberi Nasihat :

Dalam...
Saat kau menasihatkan kekuatan cinta, bersiaplah cintamu akan diuji. Saat kau menasihatkan kesabaran hidup, bersiaplah hidupmu bakal digempur masalah. Saat kau menasihatkan tentang penguatan iman, bersiaplah imanmu akan diterjang beragam goda.
Dulu, saya sangat takut dengan resiko menasihatkan kebaikan. Karena Allah sering kali menjadikan si penasihat sebagai pengamal pertama dari apa yang dinasihatkannya. Tapi kini, saya makin suka hal itu. Karena bisa jadi begitulah cara Tuhan meningkatkan kualitas hidup kita. 
Dengan menasihatkan sesuatu pada orang lain. Memaksa kita untuk mengamalkan apa yang sudah kita nasihatkan. Karena agama sangat mengecam keras ucapan yang tidak sesuai dengan perbuatan.

... terdiam beberapa menit bisik saya berkata : IYA JUGA YA...

ketika menulis ini, saya ingat kemarin menasihati Jojo tentang cinta.
jadi, ya begitulah selanjutnya.. ( bersiaplah cintamu akan diuji )
dan langsung tidak butuh waktu 24 jam segera terjadi.

jadi menurut pengalaman pembaca, bagaimana?


(Quotes on the book) : oleh Ahmad Rifa'i Rif'an - My Adventure, My life

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.