Mang Luth sang marbot Masjid As-Salaam.

Selasa, Agustus 22, 2017


Abah Masjid, begitu panggilan saya untuk beliau, sampai saya tau nama panggilan warga di Jalan Pemuda 1 adalah Mang Luth, seseorang yang kemarin saat tanggal 17 agustus berdiri disamping saya saat Ibadah Shalat Ashar, tangan dan kakinya terlihat gemetar, seperti hampir terjatuh saat berdiri. Kekhusyukan saya sempat hilang karena khawatir terjadi sesuatu pada abah. Belum sempat saya bertanya keadaan abah. selesai salam penanda akhir shalat, beliau langsung berdiri dan pulang.

Sejak saat itu, Abah tidak pernah terlihat di Masjid, di waktu subuh, magrib, juga isya. pun tidak terdengar lagi suaranya yang khas sebelum memasuki waktu fajar menyuarakan tatswib, "..Ash-Shalatu khairum minan naum". (Shalat lebih baik daripada tidur).

Dalam rasa penasaran dan datangnya suatu pikiran dalam diri, saya mulai bertanya pada Bang Kumis, penjual bakso dan mie ayam yang sudah bertahun tahun berjualan di jalan Pemuda, seringkali gerobaknya mangkal didepan Masjid dan sering ikut jamaah di masjid As-Salam mengenai kabar abah.

Benarkah abah sejak saat itu tidak terlihat di masjid? Bang kumis mengiyakan bahwa benar beliau sakit, sudah lama, dan sudah berobat, tapi belum sembuh juga, dan sudah mulai pikun namanya juga penyakit karena usia sudah tua, katanya menjawab pertanyaan saya.

Sesampainya dirumah, setelah menikmati bakso yang nikmatnya hakiki, (maaf bang kumis, saya diam diam promosi). Saya mencari informasi pada orang di rumah, ternyata orang tua wali (Mauo) dan almarhum bapak pernah membawa abah berobat dulu, abah yang sakit, atas Ridho Allah Subhanahuwa ta'alla alhamdulillah sembuh, senang dan sedih datang setelah mengetahui apa yang bapak dulu lakukan.

Seiring menguatkan niat dalam hati, dan dilema yang sedang saya alami, Alhamdulilah ada jalan, dan datangnya Hamba Allah yang ikut serta membantu untuk melaksanakan apa yang terpikirkan.

Hari ini, saya mengunjungi abah, meski sempat tersasar salah lokasi gang dan salah rumah, hasil dapat info sekedarnya dan menolak diantarkan karena mau mencari dan datang sendiri, yang ternyata tempat tinggal abah ada di dalam gang sempit hampir tidak

Abah, marbot setia Masjid As-Salam, sang muadzin subuh, yang suaranya sering terdengar dan membuat warga terbangun bersiap-siap tanpa terburu buru menuju masjid

Mang Luth, saat pertama kali saya ke tempat beliau.

sosoknya kini lemah, tubuhnya mengurus, dan terlihat beliau mengenakan baju batik kesukaannya yang sering beliau pakai di waktu menjadi imam shalat subuh.

Saya bertanya apakah beliau ingat saya, beliau menggeleng, padahal bulan lalu kami mengobrol dan abah mengenali saya anak dari seorang ayah yang wafat tahun lalu dan dishalatkan di masjid As-Salaam.

Kata istri beliau, abah sakit lambung, dan sudah tidak kuat untuk bisa shalat berangkat ke masjid.

Yang terlintas dalam pikiran saya ketika mendengar sakit lambung adalah seorang dokter tampan yang baru baru ini wafat akibat sakit lambung. Ya Allah, abah.

Setelah mendoakan abah, saya segera berpamitan, karena abah terlihat ingin mengisi perutnya, dan saya tidak mau mengganggu terlalu lama.

... Semoga lekas sembuh abah, ya Allah angkatlah penyakit abah dan ampuni dosa dosa beliau. Bukah hanya saya, mungkin juga yang lainnya, merindukan suara Adzan subuh abah.

Dan juga untukmu Hamba Allah, saudara seimanku yang telah ikut serta membantu, semoga Allah Tabaraka wata'alla memberikan untukmu kemuliaan dan Kemurahan-Nya di Dunia dan akhirat kelak. Aamiin.
.
.

Seseorang pernah berkata, bahwa. :

Baik menjadi orang penting,
Tetap Lebih penting menjadi orang baik.

Dan dalam kilasan sejarah hidup bapak, yang baru aku tau setelah bapak wafat, bahwa bapak pernah mengorbankan pilihan hidupnya saat mampu menjadi orang penting dan kemudian memilih menjadi orang baik, bukan siapa siapa dalam hidupnya. hanya seorang ayah yang sederhana dan senang menciptakan senyum dan tawa diwajah orang lain.

Kuakhiri catatan ini dengan tetes air mata kerinduan kepada ayah, dan rasa syukur kepada Allah. Subhanallah.

Jakarta,
Rawamangun.
Jalan Pemuda 1.
22 Agustus 2017



...
Innalillahi wainnailaihi rojiun
dari Allah kita datang, kepada Allah kita kembali.

Menjelang waktu ashar hari ini,
tertanggal 7 september 2017.
Abah telah berpulang pergi, tidak sakit lagi.
almarhum segera dimakamkan sore ini juga.

semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,
atas segala pengabdianmu untuk menjaga rumahNya
semoga Allah menerima dan memberikanmu segala yang terbaik disisiNya,
aku akan merindukan suara panggilan di waktu subuhmu, abah.

7 September 2017



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.